Jumat, 19 November 2021

Review Buku Filosofi Teras

 


   Buku Fiosofi Teras merupakan buku Karya Henry Manampiring yang membagikan pemahamannya akan Stoisisme dan pengalaman mempraktikannya di kehidupan sehari hari dalam bahasa yang ringan, jenaka, dan disertai ilustrasi oleh Levina Lesmana.

    Menurut Dr. A. Setyo Wibowo selaku Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara "Buku Filosofi Teras ini memberi cara latihan mental supaya kita memiliki syaraf titanium dan tidak gampang KO kesamber galau."

    Buku ini terdiri dari 344 halaman dan dua belas bab pembahasan didalamnya disertai pengantar oleh Dr. A. Setyo Wibowo.

    Bab 1 buku ini membahas tentang permasalahan survei khawatir nasional. Beberapa survei membuktikan bahwa kekhawatiran tentang hidup secara keseluruhan saat ini hasilnya adalah 63% mengaku merasa lumayan khawatir tentang hidup secara umum dan dari 53% nya merasa khawatir tentang pendidikan kemudian khawatir tentang relationship.

    Bab 2 ini pembaca disajikan pemahaman tentang apa itu filosofi teras. Dapat disimpulkan bahwa filosofi teras atau stoisisme adalah aliran filsafat Yunani Romawi purba yang berusia lebih dari 2.000 tahun tetapi masih relevan untuk kondisi manusia di zaman sekarang. Tujuan utama filosofi teras adalah hidup dengan emosi negatif yang terkendali dan hidup dengan kebajikan atau bagaimana kita hidup sebaik-baiknya seperti seharusnya kita menjadi manusia.

    Bab 3 membahas tentang Hidup selaras dengan alam yang artinya kita harus sebaik-baiknya menggunakan nalar, akal sehat, dan rasio karena itulah yang membedakan manusia dan binatang. Melawan atau mengingkari apa yang telah terjadi artinya keluar dari keselarasan dengan alam.

    Bab 4 membahas tentang dikotomi kendali, dalam kutipan epictetus "Some things are up to us, some things are not up to us" artinya ada hal-hal di bawah kendali kita ada hal-hal yang tidak di bawah kendali kita. Hal-hal yang tidak di bawah kendali kita antara lain kekayaan, reputasi, kesehatan, dan opini orang lain, dan hal-hal yang di bawah kendali kita yaitu pikiran, opini, persepsi, dan tindakan kita sendiri. Segala hal diluar kendali kita adalah indiferen (tidak berpengaruh) terhadap baik tidaknya hidup kita. Sebagian dari indiferen ini lebih diinginkan sebagian lain tidak diinginkan.

    Bab 5 membahas mengenai mengendalikan interpretasi dan persepsi. Kita memiliki kemampuan untuk tidak menuruti penilaian (value adjustment) otomatis tersebut. Kita mampu untuk menganalisis sebuah peristiwa dengan rasional khususnya untuk memisahkan antara fakta objektif dari penilaian atau opini subjektif kita.

    Bab 6 membahas tentang memperkuat mental. Dalam bab ini kita diajari tentang Amor Fati yaitu Cintailah nasib apa yang telah terjadi dan yang sedang terjadi saat ini. Ada banyak hal-hal negatif dalam hidup yang sebenarnya remeh dan tidak perlu dibesar-besarkan (ibarat ketimun pahit yang hanya perlu dibuang).

    Bab ke-7 membahas tema Hidup diantara orang yang menyebalkan, intisari dari bab ini yaitu dibalik perilaku menyebalkan orang lain kemungkinan besar tidak ada motivasi atau niatan jahat tetapi ketidaktahuan (Ignorance) dan terkadang memang ada orang-orang yang layak dihindari dalam hidup.

    BAB 8 membahas tentang Menghadapi kesusahan dan musibah, mewaspadai pola pikir 3P yang rusak yaitu personal, pervasive, dan permanence. Kita juga bisa menerapkan pikiran Latihan menderita, gunanya yaitu selain membantu kita menghadapi kesusahan yang sebenarnya juga bisa membuat kita menjadi kembali mensyukuri apa yang sudah kita miliki.

    Bab 9 Menjadi orang tua, prinsip filosofi teras adalah hidup selaras dengan alam berarti juga hidup menggunakan nalar dan rasio. Dikotomi kendali bagi orang tua juga bisa kita terapkan sedikit demi sedikit kepada anak-anak.

    Bab 10 mengenai Citizen of the world, dijelaskan dalam buku ini kalau kita semua adalah kosmopolit (warga dunia). Kita semua berasal dari akar yang sama tidak ada alasan untuk membeda-bedakan suku agama ras kebangsaan untuk bisa bersikap manusiawi.

    Bab 11 membahas tentang kematian, dikatakan bahwa segala sesuatu yang selaras dengan alam adalah baik termasuk kematian. Hidup bukan soal panjangnya tetapi kualitasnya. Hidup yang selaras dengan alam menggunakan nalar, menjalankan kewajiban, dan membawa hidup yang baik bahkan hidup yang singkat sekalipun.

    Bab 12 merupakan penutup atau akhir dari buku tulisan Henry Manampiring ini, berisikan pesan-pesan kepada para pembaca supaya bisa menerapkan stoisisme ke dalam kehidupan sehari-hari. Dapat menerapkan tiga disiplin yaitu disiplin of Desire (disiplin keinginan), Disiplin of action (disiplin tindakan), dan disiplin of Assent/Judgement.

    Buku filosofi teras ini memuat 17 konsep konsep utama yang dapat diterapkan ke kehidupan sehari hari, dan masih banyak sekali tips tips di dalam buku ini kepada para pembaca.

    Itu dia pembahasan pembahasan yang ada di dalam buku filosofi teras semoga bermanfaat dan saya sarankan untuk membaca buku ini terutama kepada kaum kaum muda karena pemikiran filsafat ini walaupun sudah berumur 2.000 tahun tetapi masih relevan sampai saat ini.

Ciao!

Catatan Kaki

  • H. Manampiring, Filosofi Teras, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2019. 
  • https://images.app.goo.gl/n6BGyd6REWCwtq6f6
  • https://images.app.goo.gl/VprZ8jByKLZ6XYmK9


1 komentar: